Rabu, 16 November 2011

Daftar Novel dan Pengarangnya

Daftar Novel dan Pengarangnya berdasarkan hasil pencarian Muscitech :


S. Mara GD
Misteri Alat Pembuka Amplop
Misteri Gelas Kembar
Misteri Cinta Segilima

Novel Lepas
IPDN Undercover
Bait-bait cinta
Zaman Edan
J-Two on a Mission
Goran, sembilan bintang biru
Boysitter

Dyah Pitaloka
Strawberry shortcake
Tentara Langit di Karbala
Satu Tiket ke Surga
Samita, Sepak Terjang Hui Sing
Senja di Himalaya
Love in Sunkist
Solmet

Maria A Sardjono
Kemuning

Pulung - Bung Smas
Misteri Boneka Gayung
Mencari Nansy

Ashadi Siregar
Cintaku di Kampus Biru
Kugapai Cintamu
Terminal Cinta Terakhir

Andrea Hirata
Laskar Pelangi
Sang Pemimpi
Edensor

Mira W

Dakwaan dari Alam Baka
Dibibirnya ada Dusta
Sisi Merah Jambu
Perempuan Kedua
Seruni Berkubang Duka
Matahari di Batas Cakrawala
Solandra
Cinta di Awal Tigapuluh
Tembang Cinta yang Tertunda
Cinta Sepanjang Sungai Amazon

Habiburahman El Shirazy
Ayat-Ayat Cinta
Diatas Sajadah Cinta
Nyanyian Cinta
Pudarnya Pesona Cleopatra
Dalam Mihrab
Ketika Cinta Bertasbih

John Grisham
Juri Pilihan

Mary Higgins Clark
Putri Kesayangan Ayah
Rumah Kenangan

Ken Follet
A DANGEROUS FORTUNE
Kembaran ketiga

Jackie Collins
Sang Maha Bintang

Sherlock Holmes
Penelusuran Benang Merah
Lembah Ketakutan
Misteri Kematian Bintang Sirkus

James Clavell
Shogun

Jules Verne
Berkeliling Dunia di BawahLaut

Lepas

A Thousand Splendid Suns
The Gas Room
Sang Penandai
Tarian Cinta
Carry Me Down
Dragon Keeper
Taj, Tragedi Di Balik Tanda Cinta Abadi
Maya, Misteri 2 dunia dan cinta
Kimya, Sang Putri Rumi
Rare Beasts, Hewan Langka
Menyingkap Karen
Luka Cinta Andrea
Lolita
Middle Sex
The Expected One
Death Du Jour
The Secret of Judas
KOLUSI BURSA
The Name Of The Rose
To Kill a Mocking Bird
Twilight
Glory In Death
The Interpretation of Murder
Empress Orchid
Sang Penebus

Orhan Parmuk

The White Castle
My Name Is Red
Sidney Sheldon
Morning, Noon & Night
Ceritakan Mimpi-mimpimu
Wajah Yang Telanjang
Sosok Asing Dalam Cermin
Padang Bayang Kelabu
Kilau Bintang Menerangi Bumi

Agatha Christie

Pembunuhan di Malam Natal
Ledakan Dendam
Iklan Pembunuhan
Mayat Misterius
Membunuh itu Gampang
Pena Beracun
Menuju Titik Nol
Misteri di Styles
Mrs. Mc Ginty Sudah Mati
Pembunuhan ABC
Maut Di Udara
Mata Rantai Yang Hilang
Trilogi Lord Of The Ring
Sang Pembawa Cincin
Menara Kembar
Kembalinya Sang raja

Dan Brown
Da Vinci Code
Malaikat dan Iblis
Benteng Digital
Titik Muslihat

Bernard Shaw
Cleopatra

Harry Potter
Batu Bertuah
Harry Potter & The Son Of Revenge
The Order of The Phoenix
Reliku Kematian - Deathly Hallow

Enid Blyton

Lima Sekawan

Rahasia Di Pulau Kirin
Memperjuang Harta Finniston
Nyaris Terjebak
Menyamarkan Teman
Melacak jejak Rahasia
Ke Bukit Billy Cock
Rawa rahasia
Karang Setan

Petualangan
Petualangan di Pulau Suram
Petualangan di Puri Rajawali
Petualangan di Lembah Maut

Sapta Siaga
Komplotan Misterius
Gua Rahasia
Mencari Jejak
Rahasia Jejak Bundar
Mencari Anjing Hilang
Misteri Biola Kuno
Gara-Gara Teleskop
Trio Detektif
Misteri Puri setan
Misteri Nuri Gagap
Misteri Rumah Yang Mengkerut
Misteri Pulau Tengkorak
Misteri Nyanyian Kobra

Hardy Boys
Sindikat Pencuri Mobil
Terperangkap di Laut
Misteri Manusia Kera
Komplotan Pemuja Voodo
Naga Berkepala Empat


01.A Song of Fire and Ice Saga, karangan George R. Martin

02.A Kingdom of Thorn and Bone saga, karangan Greg Keyes

03.Tales of the Otori, karangan Lian Hearn

04.Mistborn trilogy, karangan Brandon Sanderson

05.Night angel trilogy, karangan Brent Weeks

06.Codex Alera, karangan Jim Butcher

07.Septimus Heap, karangan Angie Sage

08. Eragon, karangan Christopher Poulini

09.Age of Unreason saga, karangan Greg Keyes

10. First law trilogy, karangan Joe Abercrombie

12.Bartimeus trilogy, karangan Jonathan Stroud

13.Twilight series, karangan Stephenie Meyer

14.Gentleman bastard series, karangan Scott Lynch

15.The Wheel of Time saga, karangan Robert Jordan

16.The Sword of truth saga, karangan Terry Goodkind

17.Harry Potter, karangan J.K Rownling

18.Lord of the Rings, karangan J.R.R Tolkien

19.Deathgate Cycle, karangan Margaret Weis dan Tracy Hickman

20.The Chronicles of Narnia, karangan C.S Lewis

gadis berpita jingga ------ motinggo busye

Read More

Sabtu, 12 November 2011

ANGKA PENTING



Besaran Pokok
Satuan
Singkatan
Dimensi
panjang
meter
m
[L]
massa
kilogram
kg
[M]
waktu
sekon
s
[T]
kuat arus listrik
ampere
A
[I]
Suhu
Kelvin
K
teta
jumlah zat
mol
mol
[N]
intensitas cahaya
candela
cd
[J]

Besaran Turunan
Rumus
Dimensi
Satuan dan Singkatan
Luas
panjangXlebar
[L]2
m2
Volum
panjangXlebarXtinggi
[L]3
m3
Massa jenis
massa/volum
[M][L]-3
kgm-3
Kecepatan
perpindahan/waktu
[L][T]-1
ms-1
Percepatan
kecepatan/waktu
[L][T]-2
ms-2
Gaya
massaXperpindahan
[M][L][T]-2
kgms-2 = newton (N)
Usaha dan Energi
gayaXperpindahan
[M][L]2[T]-2
kgm2s-2 = joule (J)
Tekanan
gaya/luas
[M][L]-1[T]-2
kgm-1s-2 = pascal (Pa)
Daya
usaha/waktu
[M][L]2[T]-3
kgm2s-3 = watt (W)
Impuls dan Momentum
gayaXwaktu
[M][L][T]-1
kgms-1 = Ns


Read More

Free Download Modul Fisika ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR


ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
BAB III
Gerak Translasi, Rotasi, dan Kesetimbangan Benda Tegar
Kompetensi Dasar

3.1. Menguasai konsep gerak translasi dan rotasi
3.2. Menghitung gerak translasi dan rotasi
3.3. Menguasai konsep keseimbangan benda tegar
3.4. Menghitung keseimbangan benda tegar
  • Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda dapat:
·          
    • Menjelaskan pengertian momen gaya.
    • Menghitung momen gaya dari gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda tegar.
    • Menjelaskan pengertian momen inersia.
    • Menjelaskan pengertian momentum sudut.
    • Mengaplikasikan hukum kekekalan momentum sudut pada sistem yang berotasi.
    • Mengaplikasikan hukum II Newton untuk gerak translasi dan rotasi benda tegar.
    • Menggunakan syarat keseimbangan statis sistem partikel untuk menyelesaikan soal-soal.
    • Menggunakan syarat keseimbangan statis sistem benda tegar untuk menyelesaikan soal-soal.
    • Menghitung gaya reaksi pada batang yang ditumpu.
    • Menentukan koordinat titik berat suatu benda.
Free Download Modul Fisika ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
Read More

CARITA WAYANG - Download Artikel dan Contoh Carita wayang


 CARITA WAYANG

Menurut R.T. Josowidagdo,wayang berarti “ayang-ayang” atau bayangan sebab yang kita lihat adalah bayangannya pada kelir yaitu kain putih yang dibentang sebagai pentas pergelaran wayang. Bayang-bayang wayang muncul karena adanya sinar “belencong” yang bergantung di atas kepala sang dalang. Ada pula yang mengartikan wayang merupakan “bayangan angan-angan” oleh karena dalam ceritanya menggambarkan nenek moyang atau orang-orang terdahulu dalam angan-angan.
Dalam hal ini penciptaan semua bentuk wayang selalu disesuaikan dengan watak, sifat, dan perilaku tokoh-tokoh yang dibayangkan. Seperti tokoh yang memiliki karakter baik digambarkan dengan berbadan lurus, bermuka tampan, gagah dan berpandangan tajam. Tokoh jahat digambarkan bentuk tubuh yang besar, kasar, bermuka lebar, berhidung besar, bermata merah dengan wajah pun berwarna merah dengan rambut gimbal.
Menurut Doktor Th. PIQEUD. Wayang adalah boneka yang dipertunjukkan yaitu wayangnya itu sendiri. Adapun pertunjukannya ditampilkan dalam berbagai bentuk, dan biasanya mengandung berbagai wejangan dan nasehat-nasehat berkait dengan sikap hidup yang harus dijalani manusia di alam mayapada ini. Sedangkan untuk ilustrasi musik pergelaran wayang ialah dengan musik gamelan slendro.
MACAM-MACAM JENIS WAYANG
Berbagai macam jenis wayang dijelaskan Raden Mas Sayid. Beberapa yang sudah dikenal oleh masyarakat adalah:
1. Wayang Purwa
Purwa berarti terdahulu atau yang pertama, oleh karena itu lakon wayang purwa menggambarkan kisah tentang kitab Mahabarata dengan inti cerita perang “Barata Yuda” Yaitu perang saudara keturunan Barata, yaitu antara keluarga Pandawa dan Astina yang memperebutkan kerajaan IAmartapura yang akhirnya dimenangkan oleh keluarga Pandawa. Cerita wayang Purwa ini pada awalnya berwujud lukisan yang dibuat pada daun lontar oleh Prabu Jayabaya raja Kediri.
Kemudian di masa kerajaan Majapahit sampai Demak terjadi perubahan bentuk wayang baik teknik maupun bahan baku pembuatan wayang seperti apa yang kita lihat sampai sekarang. Yaitu melalui proses pahatan, lukisan dengan bentuk pandang samping terbuat dari kulit khewan. Menurut R. Samsudjin Proboharjono, jumlah wayang dalam satu kotak berisi kurang lebih 200 wayang.
2. Wayang Madya
Wayang zaman tengah ini hasil kreatifitas Raja Mangkunegara IV, Surakarta. Isi Ceritanya merupakan kelanjutan dari cerita wayang purwa, yaitu sesudah pemerintahan Prabu Parikesit sampai zaman pemerintahan kerajaan Jenggala Kediri. Menurut Raden
Samsudjin, cerita Wayang Madya merupakan saduran dari karangan Pujangga terkenal Raden Ngabehi Ronggowarsito.

3. Wayang Gedog
Gedog berarti kedok atau topeng. Wayang Gedog diciptakan oleh salah seorang Wali Songo, yaitu Sunan Giri. Cerita Wayang Gedog juga merupakan lanjutan dari cerita Wayang Madya, yakni menggambarkan kerajaan Jenggala sampai kerajaan Pajajaran.
Wayang Gedog ini juga menceritakan zaman Kediri (Daha).

4. Wayang Krucil / Wayang Klitik
Krucil berarti kecil-kecil sedangkan klitik mengandung pengertian keras. Wayang Krucil bentuknya kecil-kecil dibuat dari bahan kayu, berjumlah hanya 70 buah. Ceritanya Menggambarkan sejarah Kerajaan Pajajaran sampai Kerajaan Majapahit.
5. Wayang Golek
Wayang Golek banyak terdapat di Cepu dan Bojonegoro. Terbuat dari bahan kayu berjumlah sekitar 70 buah. Ceritanya menggambarkan riwayat Menak yang berhubungan dengan negeri Arab dan Persia pada zaman awal Islam. Wayang Golek juga terdapat di Jawa Barat. Bedanya hanya pada penampilan tokoh Bagong yang diganti denga Cepot. Jawa Barat merupakan daerah khusus wayang golek, terbanyak di daerah Priangan.
6. Wayang Perjuangan / Wayang Suluh
Wayang Perjuangan dinamakan juga Wayang Sandiwara. Cerita wayang ini berupa kebaikan dan keburukan yang menggambarkan betapa kekejaman kolonialis Belanda selama 350 tahun menjajah Indonesia, penjajahan Jepang tiga setengah tahun, sampai zaman kemerdekaan. R.M. Sayid Sala tahun 1944 turut mencipta wayang ini. Ada juga yang memberi nama wayang Perjuangan atau wayang sandiwara ini dengan nama Wayang Suluh karena digunakan sebagai media penerangan atau penyuluhan, seperti yang dilakukan Jawatan Penerangan R.I. / RRI.
Menurut R. Samsoedjin, Wayang Perjuangan atau Wayang Suluh diciptakan oleh Badan Kongres Pemuda R.I. tahun 1946/1947 di Yogyakarta. Adapun bentuk wayangnya Realistis tidak mengalami perubahan bentuk sebagai mana wayang kulit atau wayang golek bentuknya seperti manusia biasa. Menceritakan tentang tokoh-tokoh perjuangan tanah air seperti Bung Karno, Drs. Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Jendral Sudirman, H.Agus Salim, dll.
7. Wayang Topeng
Para pemeran tokoh wayang ini masing-masing memakai topeng di wajahnya. Sandiwara semacam ini hampir terdapat di setiap negara. Di Indonesia sandiwara topeng semacam itu terdapat pada suku-Suku yang tidak terpengaruh oleh kebudayaan Hindu.
Seperti pada suku Dayak di Kalimantan.

8. Wayang Wong / Wayang Orang
Wayang ini sudah dikenal sejak pemerintahan Mangkunegoro IV Surakarta. Isi cerita seperti pada wayang Purwa. Tokoh-tokoh pelakunya dimainkan oleh orang. Dimainkan di atas panggung dengan dekorasi seperti sandiwara. Dalang masih berperan aktif dalam wayang ini. Menurut Mulyadi, dokumen-dokumen resmi tentang asal-usul “wayang orang” tidak ada.
Orang Solo menyatakan bahwa Wayang Orang itu pertama kalinya telah diperintahkan penyelenggaraannya oleh Mangkunegoro V. Menurut orang Yogya. Wayang Orang itu ciptaan Hamengkubuwono I. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa sebenarnya ke dua raja di Solo dan di Yogya itu bukan yang menciptakan melainkan hanya menyempurnakan saja dengan menyamakan bentuk pakaian yang digunakan oleh pelakon dengan bentuk wayang kulit baik dalam pakaiannya, maupun bentuk perhiasan pakaiannya yang disesuaikan dengan gambar wayang kulit.
Awalnya Wayang Orang ini hanya dimainkan di istana oleh keluarga raja, seiring waktu Karena digemari juga oleh rakyat akhirnya dipergelarkan juga untuk rakyat. Rombongan terkenal dari Wayang Orang ini beberapa diantaranya adalah, Ngesti Pandowo (Semarang), Sriwedari (Solo), Cipta Kawedar, dan Bharata (Jakarta).
9. Wayang Beber
Diciptakan pada zaman Majapahit sebagai hasil perkembangan dari relief-relief yang Terdapat pada Candi Panataran. Isi cerita tak berbeda dengan Wayang Purwa. Wayang beber terdiri dari adegan-adegan yang dilukis pada kain halus. Sebelumnya dilukis pada kulit kayu waru. Satu cerita berisi 16 adegan terdiri dari 4 gulung, jadi setiap gulungan terdiri dari 4 adegan.
Berbeda dengan jenis wayang yang lain, wayang beber tidak dipegang oleh sang dalang. Setelah dibeber sang dalang baru menceritakan dari balik gambar. Lama pertunjukan biasanya selama 2 jam. Menurut Hartono, Wayang Beber sudah terkenal pada zaman Majapahit. Dalam buku Negarakertagama karangan Mpu Prapanca menyebutkan, bahwa pada waktu Raja Hayam Wuruk menjadi raja, Wayang Beber dan Wayang Topeng merupakan seni pertunjukan yang sudah populer di kalangan rakyat. Tehnik membentangkan kain layar inilah yang memberi nama Wayang Beber pada seni pertunjukan tersebut. (beber=bentang).

Untuk mendownload contoh carita wayang dan artikel tentang wayang, klik link dibawah

DOWNLOAD
Read More

[PDF] Download Ebook Tutorial 3DS MAX Module

[PDF] Download Ebook Tutorial 3DS MAX Module, Learn 3Ds Max Now!

3D Studio Max (kadangkala disebut 3ds Max atau hanya MAX) adalah sebuah perangkat lunak grafik vektor 3-dimensi dan animasi, ditulis oleh Autodesk Media & Entertainment (dulunya dikenal sebagai Discreet and Kinetix. Perangkat lunak ini dikembangkan dari pendahulunya 3D Studio fo DOS, tetapi untuk platform Win32. Kinetix kemudian bergabung dengan akuisisi terakhir Autodesk, Discreet Logic. Versi terbaru 3Ds Max pada Juli 2005 adalah 7. 3Ds Max Autodesk 8 diperkirakan akan tersedia pada akhir tahun. Hal ini telah diumumkan oleh Discreet di Siggraph 2005.

3ds Max adalah salah satu paket perangkat lunak yang paling luas digunakan sekarang ini, karena beberapa alasan seperti penggunaan platform Microsoft Windows, kemampuan mengedit yang serba bisa, dan arsitektur plugin yang banyak.

Ada 5 metode pemodelan dasar:
  • Pemodelan dengan primitif
  • NURMS(subdivision surfaces)
  • Surface tool
  • NURBS
  • Pemodelan polygon

Pemodelan dengan primitif

Ini merupakan metode dasar, di mana seseorang membentuk model dengan menggunakan banyak kotak, bola, "cone", silinder, dan objek yang telah disediakan lainnya. Seseorang juga dapat menerapkan operasi boolean, termasuk pengurangan, pemotongan, dan penggabungan. Misalnya, seseorang dapat membuat dua bola yang dapat bekerja sebagai blob yang akan menyatu. Hal ini disebut "pemodelan balon".

Mental Ray

Mental Ray merupakan sebuah render engine (mesin untuk merender gambar atau video) yang terdapat pada program 3D Studio Max, selain render standar max yaitu "Default Scanline". Mental Ray terintegrasi dengan 3D Studio Max sehingga tidak perlu menginstal secara terpisah. Mental ray mempunyai beberapa kelebihan yaitu dapat mengkalkulasi efek Global Illumination dan Indirect Illumination, selain itu dapat juga menggunakan shader pada permukaan gambar atau cahaya. Render engine lain selain Mental Ray adalah V-Ray, Brazil R/S, Maxwell Render, Final Render, dan sebagainya. Semua render engine ini memiliki kelebihannya masing-masing.












click link under if you want to download tutorial 3ds max for beginners
DOWNLOAD
Read More

[PDF] Download Ebook tentang Musik, Cara Belajar Musik yang Benar

DOWNLOAD EBOOK MUSIC Pdf Files Learn music, guitar violin piano keyboards. Definisi musik, the definition of music, musik dan perkembangannya, download artikel tentang musik, pembelajaran musik, semua tentang musik, belajar chord gitar, piano dan jalur jalur sinosound. Download Ebook music musik


DOWNLOAD
Read More

Free Download RPP Fisika Sma XII .Doc

DOWNLOAD RPP FISIKA SMA KELAS XII


CLICK HERE
Read More

Supersemar Yang Diselewengkan (sepenggal kesaksian Subandrio)


 Supersemar Yang Diselewengkan
(sepenggal kesaksian Subandrio)


Sebuah sumber saya mengatakan bahwa pada tanggal 10 Maret 1966 Soeharto mengadakan pertemuan di rumahnya di Jalan H Agus Salim. Pertemuan dihadiri oleh Pangdam Jaya Mayjen Amir Machmud, Pangdam Jatim Mayjen Basuki Rahmat dan Mayjen M Yusuf. Inti pembicaraan: Soeharto selaku Menpangad minta dukungan untuk mendapatkan suatu mandat penuh dari Presiden RI Soekarno. Tujuannya adalah agar dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi negara, di samping untuk menciptakan suasana aman dan politik yang stabil. Tiga jenderal yang menghadap akhirnya sepakat dengan ide Menpangad.

Lantas Soeharto menyampaikan pidato penting. Pidatonya berapi-api mengkritik kondisi negara yang tidak menentu, sedangkan para menteri tidak dapat menyelesaikan persoalan bangsa. Merka hanya bicara di sidang-sidang, tidak melakukan tindakan kongkrit. Ia menyerukan: para mahasiswa dari Jakarta, Bandung dan Bogor untuk boleh saja berdemo di saat Sidang Kabinet yang akan diselenggarakan esok harinya (11 Maret 1966) di Istana Merdeka.

Akibatnya luar biasa : Pagi-pagi sekali sebelum sidang dibuka ribuan mahasiswa datang berbondong-bondong menuju Istana. Mereka mendesak masuk ke halaman Istana. Pasukan Kawal Presiden Cakra Bhirawa berupaya menahan mereka di pagar Istana. Petugas sampai terpaksa meletuskan tembakan peringatan ke udara.
Keadaan ternyata tidak mudah dikendalikan oleh Pasukan Kawal Presiden. Soeharto tidak hanya menggerakkan mahasiswa, namun juga memberi dukungan kepada mereka dengan mengerahkan tentara (belakangan saya ketahui tiga kompi RPKAD didukung oleh pasukan Kostrad pimpinan Kemal Idris). Tujuan mereka antara lain menangkap saya. Soeharto juga sudah setuju.

Tentara mengenakan seragam loreng, bersenjata lengkap namun tanpa tanda pengenal. Mereka bersama mahasiswa menyebar di jalanan yang akan dilewati oleh mobil menteri peserta sidang. Begitu melihat mobil menteri mereka langsung mencegat. Ban mobil digembosi. Istana pun dikepung sedemikian rupa. Pasukan tanpa tanda pengenal itu herhadap-hadapan dengan Pasukan Cakra Bhirawa dalam jarak dekat.

Saya berkesimpulan bahwa Soeharto mengharapkan dengan begitu Soekarno akan menyerah tanpa syarat. Keadaan benar-benar gawat, sebab bisa timbul korban yang sangat besar. Saya menilai Soeharto adalah pembunuh berdarah dingin, dia tega membunuh siapa saja demi terwujud ambisi politiknya. Coba bayangkan kalau Pasukan Cakra Bhirawa saat itu bertindak keras menghalau mahasiswa, tentu bakal terjadi pertumpahan darah yang luar biasa. Sebab mahasiswa akan bertahan mati-matian karena merasa mendapat angin dan didukung oleh tentara. Juga bisa terjadi perang kota antara pasukan Cakra Bhirawa melawan pasukan tanpa identitas.

Hebatnya, dalam Sidang Kabinet itu Soeharto tidak datang dengan alasan sakit batuk. Informasi sakitnya Soeharto ini disampaikan oleh Amir Machmud beberapa waktu kemudian. Menurut pengakuan Amir Machmud - seusai mengikuti Sidang Kabinet - ia bersama Basuki Rachmat dan M Yusuf mendatangi rumah Soeharto. Soeharto sakit tenggorokan sehingga tidak dapat bicara keras. Saat kami datang ke rumahnya dia masih mengenakan piyama dengan leher dibalut, kata Amir Machmud. Tetapi seorang intelijen saya melaporkan bahwa pada sore harinya Soeharto memimpin rapat di Makostrad. Di sini semakin jelas bahwa Soeharto adalah pembohong besar.
Jika seandainya dalam Sidang Kabinet Soeharto ikut (sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat seharusnya dia ikut) maka ada 3 risiko yang bakal dihadapi oleh Soeharto:

1.       Dalam keadaan Istana dikepung oleh mahasiswa dan tentara tentu dalam sidang Bung Karno akan bertanya kepada Soeharto: Harto, engkau yang telah kuangkat menjadi Panglima Pemulihan Keamanan dan Ketertiban, ayo bergerak. Bereskan pengacau-pengacau itu. Maka perintah Presiden itu bakal ibarat buah simalakama bagi Soeharto: dimakan ibu mati, tak dimakan bapak tewas;
2.       Jika Soeharto melaksanakan perintah, maka namanya bakal merosot di mata para demonstran yang ia gerakkan sendiri. Ini berarti peluang bagus bagi Nasution untuk tampil sebagai presiden;
3.       Jika Soeharto menolak perintah di depan Sidang Kabinet, maka bisa berakibat fatal bagi Soeharto. Tentu Bung Karno bisa segera memerintahkan Pasukan Cakra Bhirawa untuk menangkap Soeharto seketika itu juga.

Akhirnya cara terbaik bagi Soeharto untuk menghindari semua kemungkinan buruk itu adalah nyakit (pura-pura sakit). Bukankah ini membuktikan bahwa Soeharto licin dan pembunuh berdarah dingin? Ia tidak peduli bahwa tindakannya mengerahkan ribuan mahasiswa dan tentara bisa menimbulkan konflik besar yang menghasilkan banjir darah bangsanya sendiri.

Sidang Kabinet 11 maret 1966 dibuka oleh Presiden Soekarno. Di beberapa buku juga disebutkan bahwa setelah Presiden Soekarno membuka sidang, beberapa saat kemudian pengawal presiden, Brigjen Sabur, menyodorkan secarik kertas ke meja presiden. Isinya singkat: Di luar banyak pasukan tak dikenal. Beberapa saat kemudian Presiden keluar meninggalkan ruang sidang. Pimpinan sidang diserahkan kepada Leimena. Saya lantas menyusul keluar. Banyak ditulis saat keluar sepatu saya copot karena terburu-buru.

Memang benar. Dulu saat sidang kabinet biasanya para menteri mencopot sepatu - mungkin karena kegerahan duduk lama bersepatu - tetapi sepatu yang dicopot itu tidak kelihatan oleh peserta sidang karena tertutup meja. Saya juga biasa melakukan hal itu. Nah, saat kondisi genting sehingga Presiden meninggalkan ruang sidang secara mendadak, saya keluar terburu-buru sehingga tidak sempat lagi memakai sepatu.

Begitu keluar dari ruang sidang - ini yang tidak ada di dalam buku-buku sejarah - saya sempat bingung, akan ke mana? Saya mendapat informasi, pasukan tak dikenal itu sebenarnya mengincar keselamatan saya. Padahal begitu keluar ruangan saya tidak melihat Bung Karno yang keluar ruangan lebih dulu. Dalam keadaan bingung saya lihat sebuah sepeda, entah milik siapa. Maka tanpa banyak pikir lagi saya naiki sepeda itu. Toh mobil saya - dan mobil semua menteri - sudah digembosi oleh para demonstran.

Dalam kondisi hiruk-pikuk di sekitar Istana saya keluar naik sepeda. Ternyata tidak ada yang tahu bahwa saya adalah Soebandrio yang sedang diincar tentara. Padahal saya naik sepeda melewati ribuan mahasiswa dan tentara yang meneriakkan yel-yel Tritura dan segala macam kecaman terhadap Bung Karno. Memang, saat menggenjot sepeda saya selalu menunduk, tetapi kalau ada yang teliti pasti saya ketahuan.

Sepeda saya terus meluncur ke selatan. Tujuan saya pulang. Sampai di Bundaran Air Mancur (perempatan Bank Indonesia) saya melihat begitu banyak mahasiswa dan tentara. Mereka tidak hanya berada di sekitar Istana tetapi juga menyemut di Jalan Thamrin. Sampai di sini perasaan saya jadi tidak enak. Memang sejauh ini saya sudah lolos. Tetapi bisakah melewati ribuan mahasiswa yang menyemut itu? Maka seketika itu juga saya memutuskan untuk kembali, berbalik arah. Saya kembali ke Istana. Hebatnya, saya sampai di Istana lagi tanpa diketahui oleh para demonstran.

Di dalam buku-buku sejarah disebutkan bahwa begitu keluar dari ruang sidang, saya langsung memburu Bung Karno naik helikopter.
Yang sebenarnya terjadi seperti saya sebutkan ini : Begitu tiba kembali di Istana, saya lihat ada helikopter. Saya tidak ahu apakah sejak tadi heli itu sudah ada atau baru datang. Atau mungkin karena saya panik, saya tadi tidak melihat heli yang ada di sana sejak tadi. Namun yang melegakan adalah bahwa beberapa saat kemudian saya melihat Bung Karno didampingi oleh para ajudan berjalan menuju heli.

Karena itu sepeda saya geletakkan dan saya berlari menuju heli. Mungkin saat itulah - ketika berlari menuju heli tanpa sepatu - saya dilihat banyak orang sehingga ditulis di koran-koran: Dr. Soebandrio berlari menyusul Bung Karno menuju heli tanpa sepatu. Akhirnya saya bisa masuk ke dalam heli dan terbang bersama Bung Karno menuju Istana Bogor.
Jadi sebenarnya begitu meninggalkan ruang sidang Bung Karno tidak langsung menuju heli, tetapi ada tenggang waktu cukup lama. Saya sudah menggenjot sepeda dari Istana ke Bundaran Air Mancur dan kembali lagi. Mungkin setelah meninggalkan ruang sidang Bung Karno masih mengadakan pertemuan dengan para ajudan dan penasihat militer untuk membahas situasi, sehingga hal itu menguntungkan saya. Seandainya tidak bertemu Bung Karno, entah bagaimana nasib saya.

Setelah peristiwa itu saya merenung. Untungnya saat itu saya dan Leimena lolos dari target penangkapan mereka. Seandainya saya tertangkap atau dihabisi, maka bakal terjadi bentrokan hebat. Bung Karno dan pasukannya yang masih setia tidak akan tinggal diam. Akibatnya bisa banjir darah. Kalau itu terjadi pasti Soeharto akan berbalik mengkhianati teman-temannya yang semula dia tugaskan untuk mengerahkan pasukan mengepung Istana. Percobaan kudeta 3 Juli 1946 yang gagal menjadi dasarnya. Juga bantuan pasukan Soeharto kepada Letkol Untung untuk membantai para jenderal menjadi buktinya.

Menjelang petang Istana Bogor didatangi oleh tiga jenderal (Basuki Rachmat, Amir Machmud dan M Yusuf). Ketika itu tiga Waperdam (saya, Leimena dan Chaerul Saleh) sudah di sana. Leimena dan Chaerul menyusul kami ke Istana Bogor melalui jalan darat. Kami bertiga sempat istirahat di paviliun. Ketika tiga jenderal datang Bung Karno menerima mereka di gedung utama. Mereka berbicara cukup lama. Para Waperdam hanya siaga di paviliun. Beberapa jam kemudian saya, Chaerul dan Leimena dipanggil oleh Bung Karno masuk ke ruang pertemuan. Di sana ada tiga jenderal itu. Namun saat kami masuk sudah ada kesepakatan antara mereka dan Bung Karno.

Saya masuk ruang pertemuan. Bung Karno sedang membaca surat. Basuki Rachmat, Amir Machmud dan M Yusuf duduk di depannya. Lantas saya disodori surat yang dibaca oleh Bung Karno, sedangkan Chaerul Saleh duduk di sebelah saya. Isi persisnya saya sudah lupa tetapi intinya ada empat hal. Presiden Soekarno memberi mandat kepada Soeharto untuk :
1.       Mengamankan wilayah Jakarta dan sekitarnya. Untuk itu harus dijalin kerjasama dengan unsur-unsur kekuatan lainnya;
2.       Penerima mandat wajib melaporkan kepada Presiden atas semua tindakan yang akan dilaksanakan;
3.       Penerima mandat wajib mengamankan Presiden serta seluruh keluarganya;
4.       Penerima mandat wajib melestarikan ajaran Bung Karno.

Soal urutannya mungkin terbalik-balik namun intinya berisi seperti itu.

Bagaimana Ban, kau setuju? Tanya Bung Karno. Beberapa saat saya diam. Saya pikir, Bung Karno sebenarnya hanya mengharapkan saya menyatakan setuju, padahal dalam hati saya tidak setuju. Bukankah Presiden adalah Panglima Tertinggi ABRI dan seharusnya kendali keamanan negara berada di tangan Presiden? Saya merasa Bung Karno sudah ditekan. Terbukti ada kalimat Mengamankan pribadi Presiden dan keluarganya, artinya keselamatan Presiden terancam oleh pihak yang menekan agar surat tersebut dikeluarkan. Tetapi kalimat unik ini tidak ada dalam sejarah versi Orde Baru. Bahkan lebih hebat lagi, naskah Supersemar yang membuat Soeharto ditunjuk sebagai pengemban Supersemar (menjadi presiden tanpa melalui proses pemilu dan dipilih MPR) kini sudah tiada. Tidak jelas keberadaan surat yang begitu penting.
Bagaimana, Ban, setuju? Tanya Bung Karno lagi.

Ya, bagaimana, bisa berbuat apa saya? Bung Karno sudah berunding tanpa kami jawab saya. Lantas dipotong oleh Bung Karno: Tapi kau setuju?

Kalau bisa, perintah lisan saja kata saya memberanikan diri. Saya lirik, tiga jenderal itu melotot ke arah saya tetapi saya tidak takut. Mereka pasti geram mendengar kalimat saya yang terakhir itu. Tetapi saya tahu mereka tidak bisa berbuat banyak. Suasana saat itu terasa tegang.
Lantas Amir Machmud menyela : Bapak Presiden tanda tangan saja. Bismillah saja, pak..
Bung Karno rupanya sudah ditekan tiga jenderal itu saat berunding tadi. Raut wajahnya terlihat ragu-ragu, tetapi seperti mengharapkan dukungan kami agar setuju.

Akhirnya saya setuju. Chaerul dan Leimena juga menyatakan setuju. Bung Karno lantas teken (tanda tangan). Tiga jenderal langsung berangkat kembali ke Jakarta menemui Soeharto yang mengutus mereka. Bahkan mereka menolak ketika ditawari Bung Karno untuk makan malam bersama. Maaf, pak. Karena hari sudah malam, ujar salah seorang dari mereka. Dengan wajah berseri mereka membawa surat bersejarah yang kemudian dinamakan Supersemar.

Esoknya, 12 Maret 1966, Soeharto langsung mengumumkan pembubaran PKI. Uniknya, pembubaran PKI itu menggunakan surat keputusan Presiden nomor 113 tahun 1966. Saat diumumkan juga dibacakan ditandatangani oleh Presiden Soekarno. Enam hari kemudian 15 menteri yang masih aktif ditangkapi. Tentu saja Soeharto tidak melapor lebih dahulu kepada Presiden. Untuk pembubaran PKI, surat malah baru sampai ke tangan Soeharto tengah malam dan esok siangnya ia langsung mengambil kebijakan itu. Untuk penangkapan 15 menteri, alasannya adalah agar para menteri itu jangan sampai menjadi korban sasaran kemarahan rakyat yang tidak terkendali. Tetapi ia juga menyampaikan alasan yang kontradiktif yakni: para menteri hanyalah pembantu presiden, bukan bentuk kolektif pemerintahan. Jadi bisa saja ditangkap. Yang jelas, begitu ditangkap para menteri langsung ditahan. Tuduhannya gampang: terlibat G30S/PKI - tuduhan yang sangat ditakuti seluruh rakyat Indonesia sepanjang Soeharto berkuasa. Mengkritik kebijaksanaan pemerintahan Soeharto bisa dituduh PKI.

Surat Perintah 11 Maret 1966 sudah diselewengkan. Soeharto menafsirkannya sebagai: Bung Karno menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto, bukan perintah memulihkan keamanan Ibukota. Sebagai orang yang tahu persis kondisi saat itu, saya sangat yakin tujuan Soeharto membubarkan PKI dan menangkapi 15 menteri adalah rangkaian strategi untuk meraih puncak kekuasaan. Seperti disebut di muka, strategi Soeharto ada empat tahap:

-habisi para jenderal saingan
-hancurkan PKI
-copoti para menteri
-jatuhkan Bung Karno.

Kini yang dicapai Soeharto sudah tiga tahap. Tinggal tahap terakhir. Bung Karno pun bereaksi. Tidak benar jika Bung Karno diam saja. Beliau memerintahkan Leimena menemui Soeharto menanyakan hal itu: Bagaimana ini? Surat perintah hanya untuk mengamankan Jakarta, bukan untuk pembubaran PKI. Kok malah main tangkap, kata Leimena kepada Soeharto.
Tetapi Soeharto tidak menggubris. Seperti terjadi pada tanggal 3 Oktober 1965 - saat Leimena protes pada Soeharto karena Bung Karno ditawan di Istana Bogor - Soeharto menyatakan : Pak Leimena jangan ikut campur. Sekarang saya yang kuasa.

Leimena kembali ke Istana Bogor melaporkan reaksi Soeharto. Dan Bung Karno terdiam, tetapi dari wajahnya kelihatan jelas bahwa beliau sedang marah. Dari laporan Leimena kami tahu bahwa saat itu situasi Jakarta sangat tegang: tank dan kendaraan lapis baja bersiaga di setiap ujung jalan, tentara ada di mana-mana. Mereka dikenali sebagai pasukan Kostrad dan Brigade Para 3 Yon Siliwangi. Kali ini untuk menakut-nakuti anggota PKI yang jumlahnya masih sangat besar saat itu. Mungkin pula ditujukan untuk memberikan tekanan psikologis terhadap Bung Karno yang sudah kehilangan kuasa agar tidak menghalang-halangi pembubaran PKI atau mungkin juga ditujukan untuk kedua-duanya.

15 menteri yang ditangkapi adalah :

1. Saya (Waperdam-I merangkap Menlu, merangkap Kepala BPI)
2. Waperdam-II Chaerul Saleh
3. Menteri Tenaga Listrik S. Reksoprojo
4. Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Sumardjo
5. Menteri Keuangan Oei Tjoe Tat
6. Menteri Bank Sentral dan Gubernur BI Yusuf Muda Dalam
7. Menteri Pertambangan Armunanto
8. Menteri Irigasi dan Pembangunan Desa Ir. Surahman
9. Menteri Perburuhan Sutomo Martoprojo
10. Menteri Kehakiman Andjarwinata
11. Menteri Penerangan Asmuadi
12. Menteri Urusan Keamanan Letkol Imam Syafi'i
13. Menteri Sekretaris Front Nasional Ir. Tualaka
14. Menteri Transmigrasi dan Koperasi Ahmadi
15. Menteri Dalam Negeri merangkap Gubernur Jakarta Raya Sumarno Sastrowidjojo

Meskipun sudah menangkap 15 menteri yang masih aktif menjalankan tugas, namun Soeharto tanpa rasa malu sedikit pun menyatakan bahwa kekuasaannya diperoleh secara konstitusional. Padahal ketika menangkap kami (para menteri) perintah Soeharto kepada tentara yang melaksanakan berbunyi demikian: Tangkap dulu mereka, alasannya cari kemudian.
Itulah filsafat Soeharto dalam logika kekerasannya. Persis seperti dilakukan Soeharto pada tragedi 1 Oktober 1965. Beberapa jam setelah para jenderal dibunuh, kelompok bayangan Soeharto langsung mengumumkan: G30S didalangi PKI. Lantas Soeharto memerintahkan: Basmi dulu partai itu (PKI), bukti-bukti cari kemudian. Apakah ini konstitusional seperti yang sangat sering dikatakan Soeharto ketika dia memerintah?

Melenggang ke Istana

Kini sudah tinggal setengah tahap lagi dari bagian tahap terakhir: jatuhkan Bung Karno. Setelah Supersemar - ketika Soeharto membubarkan PKI dan menangkapi para menteri setia - Bung Karno sebenarnya sudah setengah jatuh. Beliau sudah tidak berdaya dan para menterinya yang masih aktif ditangkapi. Maka ajal politik tinggal tunggu waktu.

Setelah PKI resmi dibubarkan, tiga tokoh pimpinan PKI - yaitu DN Aidit, Njoto dan Lukman - ditangkap hidup-hidup. Presiden Soekarno yang sudah kehilangan powernya menolak memerintahkan mengadili mereka (entah mengapa). Persoalan ini lantas diambil-alih oleh Soeharto. Para pimpinan PKI itu diadili dengan cara tersendiri. Soeharto memerintahkan tentara menembak mati ketiganya. Dan ketiganya memang didor tanpa melalui proses hukum yang berlaku.

Dengan perlakuan Soeharto seperti itu sangat wajar jika saya katakan bahwa Soeharto tidak ingin kedoknya (memanipulir G30S) terbongkar di pengadilan jika tiga pimpinan PKI itu diadili. Sedangkan saya yang mengalami semua kejadian ini jelas yakin bahwa Soeharto terlibat G30S.
Setelah Supersemar, Soeharto membongkar-pasang keanggotaan DPRGR yang merupakan bagian dari MPRS. Caranya dengan merampas kursi yang semula diduduki oleh anggota PKI dan menggantinya dengan orang-orang Soeharto sendiri. Kemudian Soeharto menyuruh MPRS (yang sebagian besar sudah diisi orang-orangnya) bersidang. Inti sidang adalah mengukuhkan Supersemar secara konstitusional.

Bersamaan dengan itu pembantaian besar-besaran terhadap anggota PKI sudah dilegalkan. Keluarga anggota PKI, teman-teman mereka, bahkan ada juga rakyat yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan PKI ikut terbunuh. Darah orang PKI, keluarga dan teman mereka halal bila ditumpahkan. Inilah pembantaian terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Tidak ada yang tahu persis berapa jumlah rakyat yang terbunuh. Ada yang mengatakan 800.000, ada yang mengatakan 1.000.000. Yang paling tinggi adalah pernyataan Sarwo Edhi Wibowo yang katanya mencapai 3.000.000 manusia.

Dalam sidang MPRS Juni 1966 Soeharto menetapkan RI kembali ke UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Juga memerintahkan mencabut Ketetapan MPRS tahun 1963 yang mengangkat Bung Karno sebagai presiden seumur hidup. Juga menyatakan pemberian gelar Pemimpin Besar Revolusi terhadap Bung Karno tidak memiliki kekuatan hukum. Asal diketahui, pengangkatan Bung Karno sebagai presiden seumur hidup bukan datang dari Bung Karno. Juga bukan dari pendukung setia Bung Karno (PKI). Pengangkatan itu atas usulan perwira AD sendiri, yakni Brigjen Suhardiman.

Pada awal Juli 1966 Soeharto menyetujui Nasution menjadi ketua MPRS. Beberapa hari kemudian - 5 Juli 1966 - MPRS mengeluarkan ketetapan: Soeharto selaku Pengemban Supersemar diberi wewenang membentuk kabinet. Maka dibentuklah Kabinet Ampera menggantikan Kabinet Dwikora. Kabinet baru ini tidak lagi berada di bawah kekuasaan Presiden Soekarno, namun sudah di bawah Soeharto selaku Ketua Presidium Kabinet. Sejak itu secara formal berakhirlah pemerintahan Presiden Soekarno.

Nasution yang baru terpilih menjadi ketua MPRS segera menyanyikan lagu gubahan Kelompok Bayangan Soeharto. Tap MPRS yang lahir sebelum Nasution tampil, yang meminta Presiden Soekarno melengkapi pertanggung- jawaban kepada MPRS tentang sebab-sebab G30S kemudian dinyatakan ditutup begitu saja. Pada Desember 1966 Panglima AU Oemar Dhani ditangkap, menyusul kemudian para perwira pendukung Bung Karno lainnya. Mereka semua dihukum bertahun-tahun tanpa kesalahan yang jelas.

Proses selanjutnya : praktis Soeharto memimpin Indonesia. Perlahan namun pasti Soeharto melenggang menuju kantor di Istana Negara. Soekarno (yang katanya akan dikudeta oleh PKI) secara politis sama sekali sudah tidak berdaya. Melalui UU nr. 10 tahun 1966, DPRGR dan MPRS meminta pertanggung- jawaban Presiden atas peristiwa berdarah G30S. Menanggapi itu Bung Karno menolak, sebab menurut Bung Karno, berdasarkan UUD 1945 yang harus dipertanggung- jawabkan mandataris MPRS hanya persoalan yang ada dalam GBHN. Sedangkan peristiwa G30S ada di luar GBHN yang berarti Presiden tidak dapat dimintai pertanggung- jawaban.

Sejak itu Bung Karno (secara formal) dilarang mengeluarkan ketetapan-ketetapan atau peraturan. Secara non-formal Bung Karno sudah ditahan di Istana Bogor sejak 2 Oktober 1965. AD yang diprakarsai oleh Soeharto dan didukung oleh Nasution menyokong keputusan Soeharto untuk kembali ke UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Saat itu pula Soeharto memerintahkan Ketua MPRS untuk meninjau kembali semua ketetapan MPRS yang dibuat antara tahun 1960 hingga 1963.

Dalam Sidang Kabinet pada bulan Juni 1966 Bung Karno masih boleh hadir dalam kapasitas tetap sebagai Presiden RI. Namun dalam sidang itu Bung Karno diharuskan oleh Soeharto agar bicara yang intinya mengutuk G30S dan harus mengakui bahwa Bung Karno terlibat di dalamnya. Juga harus membenarkan pembantaian massal PKI dan antek-anteknya. Di luar dugaan, ternyata Bung Karno sudah menyiapkan pidato yang diberi judul Nawaksara. Inti pidato tersebut sama sekali menyimpang dari yang diperintahkan oleh Soeharto. Pidato Bung Karno itu intinya juga tidak mengandung penyesalan akibat proses pengambil-alihan kekuasaan. Tetapi pidato ini ditentang oleh para opsir dan para ulama.

Pada tanggal 17 maret 1967 MPRS menyelenggarakan Sidang Istimewa. Intinya: dikeluarkan Tap MPRS yang menurunkan Presiden Soekarno dan secara resmi menyerahkan kepemimpinan nasional kepada Soeharto sebagai Pejabat Presiden sampai terpilih presiden oleh MPRS hasil pemilu yang akan datang. Dengan begitu Soeharto sudah benar-benar menggantikan Soekarno. Saat itulah Soeharto menegaskan bahwa tentara memiliki peran sosial politik yang tidak terbatas (kelak hal ini diterjemahkan menjadi Dwifungsi ABRI) DALAM NEGARA. Saat itu pula ditetapkan bahwa Pancasila sebagai azas tunggal negara. Soeharto saat itu mulai menyusun kekuatan agar kekuasaan berada di satu tangan: tangan dia sendiri.
Sebaliknya, terhadap Presiden Soekarno, MPRS mengeluarkan keputusan sebagai berikut:

      Presiden Soekarno dinilai tidak dapat memenuhi tanggung-jawab konstitusionalnya;
      Presiden Soekarno dinilai tidak dapat menjalankan Haluan Negara. Karena itu MPRS memutuskan melarang Presiden Soekarno melakukan kegiatan politik sejak saat itu sampai dengan Pemilu yang akan datang;
      Juga menarik mandat MPRS terhadap presiden yang diatur dalam UUD 1945 dan mengangkat pengemban MPRS nr. 9 sebagai Pejabat Sementara (Pjs) Presiden Soeharto hingga terpilihnya presiden hasil Pemilu;
      Pjs Presiden tunduk dan bertanggung- jawab terhadap MPRS;
      Persoalan hukum yang menyangkut Presiden Soekarno ditentukan sesuai hukum yang berlaku dan pelaksanaannya diserahkan kepada Pjs Presiden.

Secara garis besar tindakan Soeharto sejak sebelum G30S sampai pembubaran kabinet bentukan Bung Karno disebut pegamat asing sebagai creeping coup (kudeta merangkak). Proses kudetanya tidak langsung menghantam dan musuhnya jatuh, melainkan kudeta yang dilakukan secara mengendap-endap. Kata mereka itu kudeta khas Indonesia. Coba saja, setelah kekuasaan beralih Bung Karno masih berstatus sebagai Presiden RI.

Saat itu - bahkan sampai sekarang - saya melihat proses peralihan kekuasaan tersebut sangat unik. Selain unik, juga sangat membahayakan Soeharto sendiri seandainya perkembangan situasi mengalami pembalikan. Tetapi rupanya Soeharto sudah memperhitungkan semua dengan sangat matang. Terbukti, sama sekali tidak ada bahaya. Malah, setelah itu Soeharto memperkukuh kekuasaannya dengan memreteli semua keputusan MPRS yang dirasa memberi kewibawaan kepada Bung Karno.

Sebenarnya kudeta merangkak bukan pilihan Soeharto. Jika prosesnya bergerak secara merangkak, itu karena terpaksa. Soeharto tidak bisa begitu saja tampil ke puncak pimpinan nasional. Ia harus melewati para jenderal senior dan berhadapan dengan Bung Karno yang saat itu begitu kuat.

***
Read More